INFORMASI

Marhaban Bikumul_Kautsar

Kamis, 24 Oktober 2013

Posted by azwar ammar
No comments | Oktober 24, 2013
1. Al-Anbiya’ ayat 30
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
1)      Tafsir Al-Maraghi
Secara umum ayat ini membahas tentang keesaan Allah yang terdapat pada penciptaan langit dan bumi. Allah mencela orang-orang musyrik yang menyembah tuhan-tuhan selain-Nya karena tidak memikirkan tanda-tanda keesaan-Nya yang dipancangkan di dalam alam. Kemudian, Allah mengarahkan perhatian mereka, bahwa mereka tidah patut menyembah berhala dan patung, karena Tuhan yang Kuasa atas seluruh makhluk ini Dialah yang berhak disembah, bukan batu atau pohon yang tidak dapat mengelakkan kemudharatan, tidak pula kuasa mendatangkan manfaat.
Sesuai dengan ayat pertama yang artinya “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa dahulu langit dan bumi itu berpadu dan saling berhubungan, kemudian Kami memisahkan keduanya dan menghilangkan kesatuannya”. Ahli astonomi dewasa ini juga mengatakan hal yang sama. Mereka menetapkan bahwa matahari adalah bola api yang berotasi (berputar pada sumbunya) selama jutaan tahun. Ditengah-tengah perjalanannya yang cepat, planet kita (bumi) dan planet-planet lain dari garis khatulistiwa matahari terpisah daripadanya dan menjauh. Hingga kini bumi kita tetap berotasi dan berevolusi menurut sistem tertentu, sesuai dengan hukum daya tarik.
Prof. Abbul Hamid, wakil peneropong bintang Kerajaan Mesir (dahulu), mengatakan: Teori modern mengenai lahirnya bumi dan planet-planet (bintang-bintang beredar) lainnya dari matahari, bermula dari dekatnya sebuah bintang besar kepada matahari pada masa yang silam. Lalu, dari permukaannya tertarik timbunan kabut yang tidak lama kemudian terpisah dari matahari dalam bentuk anak panah yang kedua tepinya berhias dan tengahnya dalam. Kemudian timbunan kabut ini menebal di angkasa yang dingin hingga menjadi timbunan-timbunan terpisah, yang kemudian menjadi bumi kita dan planet-planet lainnya.
“dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup” demikian pula dengan air itu, Dia menghidupkan dan menumbuhkan setiap tumbuhan. Qatadah mengatakan: “Kami menciptakan setiap yang tumbuh dari air”. Maka setiap yang tumbuh itu ialah hewan dan tumbuhan. Sebagian kaum cendekia dewasa kini berpendapat bahwa setiap hewan pada mulanya diciptakan di laut. Maka seluruh jenis burung, binatang melata dan binatang darat itu berasal dari laut. Kemudian setelah melalui masa yang sangat panjang, hewan-hewan itu mempunyai karakter sebagai hewan darat, dan menjadi berjenis-jenis. Untuk membuktikan hal itu, mereka mempunyai banyak bukti.
Apakah mereka tidak beriman dengan jalan memikirkan dalil-dalil ini, sehingga mereka mengetahui Pencipta yang tidak ada sesuatu pun menyerupai-Nya, dan mereka meninggalkan jalan kemusyrikan.
2)      Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta’ala berfirman mengingatkan tentang kekuasaan-Nya yang sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “Dan apakah orang-orang yang kafir itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” yaitu, mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian demi kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya.
3)      Tafsir Al-Mishbah
Berbeda-beda pendapat ulama tentang firman-Nya ini. Ada yang memahaminya dalam arti langit dan bumi tadinya merupakan gumpalan yang terpadu. Hujan tidak turun dan bumipun tidak ditumbuhi pepohonan, kemudian Allah membelah langit dan bumi dengan jalan menurunkan hujan dari langit dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di bumi. Ada lagi yang berpendapat bahwa bumi dan langit tadinya merupakan sesuatu yang utuh tidak terpisah, kemudian Allah pisahkan dengan mengangkat langit ke atas dan membiarkan bumi tetap ditempatnya berada dibawah lalu memisahkan keduanya dengan udara.
Ayat ini dipahami oleh sementara ilmuan sebagai salah satu mukjizat Al-qur’an yang mengungkap peristiwa penciptaan planet-planet.  Banyak teori ilmiah yang dikemukakan oleh para pakar dengan bukti-bukti  yang cukup kuat, yang menyatakan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan atau yang diistilahan oleh ayat ini dengan  ratqan. Lalu gumpalan itu berpisah sehingga terjadilah pemisahan antar bumi dan langit.
4)      Tafsir Jalalain
Menurut Tafsir Jalalain, apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu. Kemudian Allah telah menjadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya.
“Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Maksudnya airlah yang menjadi penyebab bagi seluruh kehidupan baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Namun mengapalah orang-orang kafir tiada juga beriman terhadap keesaan Allah.
2. Adz-Zariyat ayat 47
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷ƒr'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ  
“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya.”
1)      Tafsir Al-Maraghi
اَلْاَيْدِ   – Al-Aidi : Kekuatan
لَمُوْسِعُوْنَ  – Lamusi’un : Benar-benar mempunyai kemampuan untuk menciptakan langit dan menciptakan lainnya. Berasal dari kata Al-Wus’u yang berarti tenaga.
Secara umum, setelah Allah SWT memasukkan terjadinya penghimpunan dan memberikan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa penghimpunan itu pasti terjadi tanpa diragukan lagi, maka Allah menunjukkan keesaan dan kebesaran kekuasaan-Nya. Diterangkan bahwa Allajh telah menciptakan langit tanpa tiang, dan menghamparkan serta membentangkan bumi ini supaya bisa didiami oleh manusia maupun binatang, dan Dia telah menciptakan pula masing-masing jenis binatang sejodoh-sejodoh, jantan atau betina, supaya kebaradaan segala jenis binatang tetap berlangsung sampai dengan kebinasaan alam ini, sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
Dan sesungguhnya Allah telah membangun langit dengan kemampuan-Nya yang mengagumkan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuasa untuk melakukan hal itu tanpa mengalami keletihan maupun kepayahan. Pernyataan ini merupakan sindiran terhadap kaum Yahudi yang mengatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Lalu beristirahat pada hari ketujuh dengan berbaring di atas ‘Arsy.
2)      Tafsir Ibnu Katsir
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, dalam ayat ini Allah berfirman seraya mengingatkan penciptaan alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan kekuatan-Nya. Demikian itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah Ats-Tsauri dll. dan Allah juga yang telah menjadikan seluruh penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa menggunakan tiang, sehingga ia menggantung sebagaimana adanya.
3)      Tafsir Al-Mishbah
Dan langit itu kami bangun yaitu ciptakan dengan kekuasaan (kami) yang Maha Dahsyat atau berdasar nikmat Kami yang melimpah dan Sesungguhnya kami benar-benar Maha Luas dalam kekuasaan kami tanpa ada sesuatupun yang menghalangi.
Ayat 47 ini, mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Diantaranya bahwa Allah SWT menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaanNya. Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Kata sama’ (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada disekitar benda-benda langit seperti plenet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.000 km/s. Frase “Wa Inna Lamusi’un” sesungguhnya kami benar-benar maha meluaskan. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut yang berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan banda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya.
4)      Tafsir Jalalain
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dengan kekuatan kami. dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa dikatakan adar rajulu ya-idu qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan awsa’ar rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan.
3.    Al-Fussilat ayat 9-12
* ö@è% öNä3§Yάr& tbrãàÿõ3tGs9 Ï%©!$$Î/ t,n=y{ uÚöF{$# Îû Èû÷ütBöqtƒ tbqè=yèøgrBur ÿ¼ã&s! #YŠ#yRr& 4 y7Ï9ºsŒ >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÒÈ   Ÿ@yèy_ur $pkŽÏù zÓźuru `ÏB $ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkŽÏù u£s%ur !$pkŽÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$­ƒr& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ   §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$uK¡¡9$# }Édur ×b%s{ߊ tA$s)sù $olm; ÇÚöF|Ï9ur $uÏKø$# %·æöqsÛ ÷rr& $\döx. !$tGs9$s% $oY÷s?r& tûüÏèͬ!$sÛ ÇÊÊÈ   £`ßg9ŸÒs)sù yìö7y ;N#uq»yJy Îû Èû÷ütBöqtƒ 4ym÷rr&ur Îû Èe@ä. >ä!$yJy $ydtøBr& 4 $¨Z­ƒyur uä!$yJ¡¡9$# $u÷R9$# yxŠÎ6»|ÁyJÎ/ $ZàøÿÏmur 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÊËÈ 
“Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”
1)      Tafsir Al-Maraghi
Setelah Allah menyuruh Rasul-Nya agar berkata kepada orang-orang musyrik: Sesungguhnya apa yang aku terima lewat wakyu ialah, bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka murnikanlah untuk-Nya ibadahmu, lalu dilanjutkan dengan keterangan yang menunjukkan atas kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya daam menciptakan langit dan bumi pada tahapan tahapan yang berbeda-beda secara berurut-urut,dan Bahwa Dia telah menyempurnakan bagi masing-masing langit itu hal-hal yang mereka siap melaksanakannya, dan Dia menghiasi langit dengan bintang-bintang dan planet-planet, baik yang tetap maupun yang berlayar. Dan itu tidak mengherankan, karena itu semua adalah ketentuan dari Tuhan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Menang atas urusan-Nya, lagi Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada dilangit maupun dibumi, tidak ada sesuatupun pada keduanya yang tersembunyi bagi Allah. Maka, kamu mudah saja menganggap patung-patung dan berhala-berhala sebagai sekutu-sekutu Allah, padahal patung-patung dan berhala-berhala itu tidak mempunyai sati andil pun dalam menciptakan dan menakdirkan langit dan bumi.
Tuhan yang telah menciptakan bumi dalam dua tahapan itu, yakni setahap dimana Dia menciptakan bumi itu padat setelah asalnya merupakan bola gas, dan tahapan berikutnya Dia menjadikan bumi itu menjadi 26 lapisan dalam 6 periode, sebagaimana diterangkan oleh para ahli geologi. Itulah Tuhan alam semesta, bukan semata-mata Tuhan bumi saja. Karena Dia-lah yang mengasuh makhluk seluruhnya. Jika Allah yang menciptakan bumi dalam dua tahap, maka Dialah yang mengetahui berapa bilangannya. Maka, bagaimanakah sesuatu dari makhluk-makhluk itu bisa menjadi tandingan dan sekutu bagi Allah.
Dan Dia menjadikan pada bumi itu gunung-gunung yang kokoh yang menjulang tinggi di atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah yaitu lapisan batu api. Dari lapisan inilah gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung itu pangkalnya jauh ada di dalam tanah, sama melewati semua lapisan hingga sampai ke lapisan yang pertama, yaitu lapisan batu api yang sekiranya tidak ada lapisan ini maka bumi ini takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi tempat tinggal.
Jadi bumi kita ini sebenarnya merupakan bola api yang dibungkus dengan lapisan batu api, kemudian di atasnya terdapat lapisan-lapisan yang lebih lembut, dan disanalah terbentuknya binatang dan tumbuh-tumbuhan setelah melewati masa yang panjang. Gunung-gunung itu merupakan tonjolan-tonjolan yang muncul dari lapisan batu api tersebut, lalu menjulang tinggi di atasnya puluhan ribu kilometer, dan menjadi gudang-gudang air dan bahan-bahan mineral, di samping sebagai rambu-rambu jalan serta pengendali udara dan awan.
Dan Allah menjadikan gunung-gunung itu penuh berkah dengan banyaknya kekayaan di sana karena Allah menciptakan disana bahan-bahan yang bermanfaat. Artinya, bahwa Allah menciptakan gunung-gunung dibumi sebagai pangkal aliran sungai dan gudang bahan-bahan mineral.
Sesungguhnya penciptaan bumi da dijadikannya gunung-gunung padanya dalam dua tahapan, sedang dijadikannya kekayaan-kakayaan bumi yang banyak dan ditentukannnya kadar bahan makanan disana adalah dalam dua tahapan pula. Jadi, seluruhnya dalam 4 tahapan. Dalam 4 tahapan yang sempurna sesuai dengan yang dikehendaki oleh pencari bahan makan dan apa saja yang membutuhkannya. Yaitu segala binatang yang ada di atas permukaan bumi, sebagaimana Allah firmankan:
Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. setiap waktu dia dalam kesibukan”.
Jadi manussia dan binatang seluruhnya meminta kepada Tuhan mereka apa yang mereka butuhkan. Dan oleh karena manusia memperhatikan keadaan bumi yang ada di sekelilingnya, maka penyebutan tentang bumi didahulukan, dan Allah terangkan bahwa bumi dengan segala yang ada di atas permukaannya telah Allah ciptakan dalam 4 tahapan: satu tahap untuk memadatkan materi bumi setelah asalnya berupa gas, dan setahap lagi untuk menyempurnakan lapisan-lapisan bumi selebihnya, setahap lagi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk pembentukan binatang.
Penciptaan bumi langit ini tidaklah hanya dalam satu tahap saja, tetapi dalam beberapa tahap sesuai dengan hikmat dan urutan. Sedang sebagai kitab suci, maka Al-Qur’an cukup mengatakan bahwa Allah telah menciptakan bumi dalam dua tahapan sedang menciptakan apa-apa yang ada di atasnya dalam dua tahapan pula, dan begitu pula dalam menciptakan tujuh langit.
2)      Tafsir Ibnu Katsir
Berdasarkan penafsiran Ibnu Katsir ayat 9 merupakan bentuk pengingkaran Allah terhadap orang-orang musyrik yang menyembah selain-Nya, padahal Dia-lah Yang Maha pencipta, Maha memaksa dan Maha menguasai segala sesuatu. Ayat ini mengandung rincian tentang firman Allah Ta’ala:
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.”(QS. Huud: 7). Maka, di dalam ayat ini dirinci apa yang berkenaan khusus dengan bumi dan langit. Dia menyebutkan bahwa pertama kali Dia menciptakan bumi. Karena bumi sebagai asas (pondasi). Persoalan pokok selalu dimulai dengan asas, baru kemudian atap. Dan Allah menciptakan bumi ini dalam dua hari yaitu hari Ahad dan Senin.
Dalam ayat 10 dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan gunung-gunung yang kokoh dan menjadikan bumi penuh dengan berkah yang siap menerima kebaikan, bibit dan tanam-tanaman. Dan Dia telah menentukan apa-apa yang dibutuhkan oleh penghuninya, berupa berbagai rizki dan tempat-tempat yang dapat ditanami dan diolah. Hal tersebut terjadi pada hari Selasa dan Rabu, sehingga kedua hari tersebut dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari. Hal ini dapat menjadi jawaban bagi orang-orang yang bertanya.
Ayat 11 yaitu menuju pada penciptaan langit yang masih berupa asap yaitu asap air yang mengepul katika bumi diciptakan. Kemudian Allah menanyakan kepada langit dan bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati” Artinya, patuhilah perintah-perintah Allah dengan suka hati atau terpaksa.
Pada ayat 12, Dia telah menjadikan tujuh langit dalam dua masa, yaitu masa terakhir, hari Kamis dan hari Jum’at. Kemudian Dia tetapkan ketentuan pada setiap langit apa yang diperlukan, berupa para malaikat dan makhluk-makhluk lain yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Serta menghiasi langit dengan bintang-bintang yang bersinar terang di atas bumi. “Dan Kami memeliharanya”. Yaitu, menghalangi syaitan-syaitan dari mendengarkan berita alam atas (langit).
3)      Tafsir Al-Mishbah
Dalam ayat 9 dan 10 berisikan proses penciptaan bumi serta memperindahnya dengan gunung-gunung yang kukuh agar bumi yang terus beredar itu tidak oleng. Dan Allah juga melimpahkan aneka kebajikan sehingga bumi dapat berfungsi sebaik mungkin dan dapat menjadi tempat hunian yang nyaman buat manusia dan hewan. Semua itu terlaksana dalam waktu empat hari yang terbagi secara adil yakni dua hari penciptaan bumi dan dua hari sisanya buat pemberkahan dan penyiapan makanan bagi para penghuninya.
Pada ayat 11 dan 12 yaitu pada proses penciptaan langit yang masih berupa dukhan atau asap. Para ilmuan memahami kata dukhan dalam arti satu benda yang terdiri pada umumnya dari gas yang mengandung benda-benda yang sangat kecil namun kukuh. Berwarna hitam atau gelap dan mengandung panas. Sedangkan menurut tafsir ini bahwa sebelum terbentuknya bintang-bintang ada sesuatu yang angkasa raya dipenuhi oleh gas dan asap, dan bahan inilah terbentuk bintang-bintang. Hingga kini, sebagian dari gas dan asap itu masih tersisa dan tersebar diangkasa raya.
Ayat-ayat Al-Qur’an melukiskan adanya enam hari atau periode bagi penciptaan alam raya. Periode dukhan ini menurut ilmuan adalah periode ketiga yang didahului oleh periode kedua yaitu masa terjadinya ledakan dahsyat “Big Bang” dan inilah yang mengakibatkan terjadinya asap itu. Pada periode dukhan inilah tercipta unsur-unsur pembentukan langit yang terjadi melalui gas Hidrogen dan Helium. Pada periode pertama, langit dan bumi merupakan gumpalan yang menyatu yang dilukiskan oleh Al-Qur’an dengan nama ar-ratq. Periode pertama dan kedua itu diisyaratkan oleh QS. Al-Anbiya’ ayat 30.
4)      Tafsir Jalalain
Menurut Tafsir Jalalain, Allah telah menciptakan bumi dalam dua hari yaitu hari Ahad dan hari Senin. Dan Dia telah menjadikan gunung-gunung yang kokoh dan kuat denga air yang banyak dan tanam-tanaman serta pohon-pohon yang banyak pula. Dan Allah telah enetapkan kadar-kadar makanan bagi manusia dan fauna. Sesungguhnya masa penciptaan selama empat hari adalah masa yang paling sempurna. Hal ini dijadikannya pada hari Selasa dan rabu.
Kemudian menuju pada penciptaan langit yang masih berupa asap yang membumbung tinggi. Allah menciptakan langit dalam dua hari yaitu hari Kamis dan Jum’at. Dan pada hari itu juga diciptakan Nabi Adam dan sesuai dengan makna ayat ini, yaitu ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam hari. Dan Dia perintahkan kepada penduduk yang ada di dalamnya, yaitu taat dan beribadah kepada-Nya. Kemudian dihiasilah langit bintang-bintang yang cemerlang. Dan Allah telah menjaganya dengan meteor-meteor dari setan-setan yang mau mencuri-curi pembicaraan para malaikat. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa di dalam kerajaan-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar