Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatu,
Salam saudara2 ku seiman, smoga keselamatan dan keberkahan atasmu....,
Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, kita telah berada di bulan yang mulia, Dzul-Hijjah, yang sering kita sebut dengan Bulan haji, bulan berkumpulnya umat muslim dari seluruh penjuru dunia dengan tujuan yang satu,mengharap Ridho Allah, melakukan perjalanan spritual dengan tenaga dan biaya yang lumayan besarnya, menghadap-Nya dengan derajat yang sama, pakaian yang sama, sebagai sikap dalam penghambaan diri, menyambut panggilan suci,
Bayangkan wahai saudaraku, betapa nikmatnya melafazkan talbiyah yang menggetarkan hati,
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”
" Wahai Allah, kami dekat memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu untuk-Mu, segala puji dan kuasa untuk-Mu, kami meraba tanpa cahaya, kami yang lupa hina dan papa, di hadapan-Mu yang Maha Indah, di hadapan-Mu yang Maha Mulia" Opick-Haji
Bayangkan pula saudaraku ketika sepasang mata seorang hamba menatap langsung ke Ka'bah, Baitullah yang selama hidupnya kan menghadapkan wajah padanya untuk beribadah, sungguh takkan tertahankan air mata berlinang, sungguh indah dan tergetarnya hati...., tiada terucapkan besarnya syukur dan tingginya kehambaan dalam diri kita..., tiada terukur betapa indahnya saat itu, Subhanalloh..., sungguh nikmat dan rahmat-Nya terpancar, mengalir dalam setiap detik kita lalui di rumahNya.
Sungguh bersyukur mereka yang mendapatkan panggilan kesana, yang sanggup berkorban harta dan tenaga demi menghadap Zat yang Satu, Allahurobbi....., dan sungguh merugi pula mereka yang diberi kemampuan harta, badan yang sehat dan waktu yang lapang, tapi tiada mendapat panggilan ke Baitullah, menghitamkan hati dan menjauhkan diri dari rahmatNya. na'udzubillahimin dzalik...
Saudaraku, andai kita adalah sebenar2 hamba yang beriman, sungguh niat Haji kan tersemai sepanjang dalam hati kita, andai panggilan itu belum datang, andai niat itu blm terpenuhi, bersabarlah..!! Teruskan berikhtiar dan mengatur rencana untuk memenuhi kemampuan diri. Dan andai tahun ini tiada rizki berhaji, sunguh kita masih bisa melakukan amalan yang pahalanya sama dengan berhaji, Qurban.
Qurban dalam istilah fiqih adalah Udhiyyah (الأضحية) yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban berasal dari kata qarraba-yuqarribu, qurbanan, yang artinya kedekatan, kecintaan, kemesraan, artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.
Qurban juga merupakan suatu persembahan yang ikhlas, sebagai bukti kesyukuran dan kehambaan seorang muslim kepada Allah. Ingatkah kita akan kisah Nabi Ibrahim a.s dan anaknya Ismail a.s?Dalam al-Qur'an dikisahkan:
Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Kami abadikan
untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian.(yaitu)
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya
ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Q.S Ash-Saaffaat 37 : 102-111
Peristiwa inilah yang menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.
Persembahan suci dengan menyembelih atau mengorbankan manusia juga dikenal peradaban Arab sebelum Islam. Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul Mutalib, kakek Rasululluah, pernah bernadzar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu jatuhlah undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah. Mendengar itu kaum Quraish melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul Mutalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta. Karena kisah ini pernah suatu hari seorang badui memanggil Rasulullah "Hai anak dua orang sembelihan" beliau hanya tersenyum, dua orang sembelihan itu adalah Ismail dan Abdullah bin Abdul Mutalib.
Begitu juga persembahan manusia ini dikenal oleh tradisi agama pada masa Mesir kuno, India, Cina, Irak dan lainnya. Kaum Yahudi juga mengenal qurban manusia hingga Masa Perpecahan. Kemudian lama-kelamaan qurban manusia diganti dengan qurban hewan atau barang berharga lainnya. Dalam sejarah Yahudi, mereka mengganti qurban dari menusia menjadi sebagian anggota tubuh manusia, yaitu dengan hitan. Kitab injil penuh dengan cerita qurban. Penyaliban Isa menurut umat Nasrani merupakan salah satu qurban teragung. Umat Katolik juga mengenal qurban hingga sekarang berupa kepingan tepung suci. Pada masa jahilyah Arab, kaum Arab mempersembahkan lembu dan onta ke Ka'bah sebagai qurban untuk Tuhan mereka.
Ketika Islam turun diluruskanlah tradisi tersebut dengan ayat Allah:
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syiar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia
dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya."